Aku adalah serupa aku. Aku titahan sang bumi tuk menjalani lakon-lakon. Aku diberi pilihan, menjadi aku atau bukan aku. Tapi kutanya, memangnya AKU seperti apa? Sebab menjadi yang BUKAN AKU lebih mudah, kulakukan. Hingga aku lupa dengan aku yang sebenarnya. - Shofi MI
Semua pasti pernah mengalami kecewa. Sakit hati. Putus asa. Dan ingin menyerah. Sama sesuatu yang diharapkan akan kita miliki. Seperti cita-cita, mimpi, dan harapan. Sewaktu kecil teramat mudah untuk kita mengatakan ingin jadi dokter, jadi arsitek, jadi pilot, jadi polisi, jadi tentara, menjadi apa pun yang anak kecil anggap sebagai kesuksesan di masa depan. Tapi seiring kita tumbuh, banyak kenyataan yang menampar diri, yang membuat kita menyadari bahwa enggak semua yang diinginkan bisa diwujudkan. Bermimpi sebenarnya murah, gratis malahan. Tapi untuk mewujudkannya itu yang memerlukan modal besar. Modalnya tidak hanya berupa uang, tapi juga dukungan sekitar. Modal yang paling mahal saat mengejar cita-cita adalah dukungan orang terdekat. Bukan uang, karena uang masih bisa dicari selama kita ingin berusaha, dan Tuhan sudah mengatur rejeki setiap manusia. Tapi dukungan orang sekitar adalah kemahalan yang kerap tidak bisa dimiliki bagi sebagian orang. Kita miskin terhadap dukun...