Bersama malam engkau menunggu fajar. Dikelilinginya rasa rindu yang bertahap usai. Karena kau ada setelah tiada. Kau pergi hingga kembali ke hadapanku lagi.
Kau berdiri dengan menggenggam tiga tangkai mawar yang tidak berduri. Layu. Mati. Yang cantik dari mawar itu sudah berguguran dalam perjalananmu membawanya ke sini.
Kita bertemu di tengah jalan menuju pelataran tujuan. Tujuanmu adalah tempat diriku yang kau kira masih menunggumu. Engkau merasa senang. Bahagia. Senyummu merekah. Karena lebih cepat menemuiku sebelum tiba di tempat yang seharusnya kau tuju.
Tetapi kau hanya ingat tujuanmu. Tidak tahu apa yang kumau.
Tiga mawar yang sudah mati itu terempas. Jatuhnya sama sekali tidak menunjukkan kecantikannya.
Untuk apa kau membawa yang sudah mati?
(Bagian dari kumpulan puisi "Sapa Aku Dalam Gamang" - Shofi MI)
Komentar
Posting Komentar